Histats.com © 2005-2010 Privacy Policy - Terms Of Use - Powered By Histats Hitoolbar Fee

Visit my awesome photo's galleries, click here
Tautan ke google.com silahkan klik disini
Your Ad Here

Sabtu, November 28, 2009

ini dia bagi yang mau tahu chord gitar ku ingin kau tahu (adrian martadinata)

Intro D G A Bm

D G
Selama aku pergi
Bm
Ku akan mengingatmu
D G
Tak hanya sementara
A Bm
Selalu dan selalu ku..
G D G A
rindukan Senyummu untukku di sini


Chorus
B
Ku ingin kau tahu
E
Meski pun ku jauh
G#m F# E
Ku ada di hatimu
B
Ku ingin kau tahu
E
Meski pun kau jauh
G#m F# E
Kau tetap milikku
F#
Selamanya


Intro Bm A G F#

Bm D G
Ku bernyanyi untukmu
A D
Untukmu yang kurindukan
G D G
Tetaplah setia menungguku
A
Kan kembali

Rabu, November 25, 2009

Mengapa yang kaya Semakin Kaya

Kenapa orang kaya semakin kaya, kelas menengah bergumul terus,
dan yang miskin bablas miskin.

Kenapa orang kaya semakin kaya, karena begitu orang kaya penghasilannya
bertambah besar maka gaya hidupnya sementara tetap (menunda kesenangan).
Penghasilan yang lebih ini diinvestasikan kedalam asset (beli saham yang
menghasilkan deviden, rumah kost kost-an, ruko yang dikontrakkan, Mall yang
disewakan, sarang walet, usaha-usaha yang menghasilkan, dll). Sedemikian
sehingga penghasilan mereka bertambah besar. Dan ketika penghasilan mereka
bertambah besar lagi, mereka investasikan lagi ke dalam asset tersebut diatas,
sehingga semakin kaya dan semakin kaya lagi.

Kenapa orang menengah bergumul terus secara financial? Ketika orang
menengah penghasilannya bertambah besar maka dia mencicil rumah yang
lebih besar, mobil yang lebih besar, handphone yang lebih canggih,
komputer yang lebih modern, televisi yang lebih besar, audio yang
lebih canggih dan banyak sekali uang untuk kewajiban sehingga masuk
kedalam pengeluaran. Orang menengah ini bisa memiliki rumah yang besar,
mobil yang besar tapi tidak mempunyai uang yang bekerja untuk dia. Dan
seumur hidupnya menjadi budak uang karena membayar cicilan semakin besar seumur hidupnya.

Kenapa orang miskin bablas miskin ?

Orang miskin tidak perduli seberapa besar pun penghasilannya semua akan masuk ke pengeluaran.

Contoh :

Orang miskin begitu penghasilannya bertambah besar mereka beli TV yang besar,
beli jamnya yang mahal, beli hp yang lebih baru, beli baju mahal, makan di
restoran mewah, ikut keanggotaan fitness, ikut asuransi yang tidak perlu, dll.

Pertanyaannya :

Bila penghasilan Anda bertambah besar, Anda belikan apa? Hal-hal yang
menghasilkan uang lagi atau hal-hal yang menghabiskan uang. Silahkan dijawab,
Anda yang tahu termasuk golongan manakan Anda?

untuk melengkapi pembelajaran Anda silahkan Anda download eBook
24 Prinsip Miliarder yang Mencerahkan oleh Tung Desem Waringin senilai Rp. 250.000,-
dan seminar 3 hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,-
klik disini : www.prinsipmiliarder.co.cc

Peraturan Organisasi

Organisasi adalah sebuah sekumplulan orang-orang yang memiliki perbedaan pandangan membentuk satu kesatuan untuk menentukan tujuan yang sama. Organisasi tidak akan berkrmbang tanpa adannya kerjasama dan koordinasi yang baik antara para anggota. Untuk itu didalam organisasi dibutuhkan aturan yang disetujui dan wajib ditaati oleh semua anggota, apabila ada anggota yang melanggar akan ada hukuman yang harus dijalani oleh seorang anggota yang melanggar aturan tersebut. Setelah aturan terbentuk dan disepakati bersama kemudian dibutuhkan orang yang mengawasi aturan tersebut berjalan dengan baik misalkan ketua organisasi, dia harus mampu mengawasi aturan dengan baik dan tak segan-segan mengeksekusi para pelanggar aturan organisasi.

Macam-macam Konflik yang terjadi dalam Organisasi

Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang saling berinteraksi dan mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama. Demi tercapai tujuan bersama diperlukan kerja sama, pembagian tugas dan tanggung jawab kepada setiap anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki para anggota. Untuk mencapai tujuan itu setiap organisasi tidak jarang organisasi mengalami masalah, masalah yang kompleks ialah konflik-konflik, berikut adalah konflik yang terjadi :

1. Konflik antar bawahan dibagian yang sama dalam sebuah organisasi
2. Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.
3. Konflik antar bawahan dibagian yang berbeda dalam senuah organisasi.
4. Konflik antar pimpinan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
5. konflik antara pimpinan dan bawahan di dalam organisasi yang berbeda dalam sebuah organisasi.

Referensi : luluk.staff.gunadarma.ac.id/pertemuan ke-dua-belas

Penyebab dan Akibat dari Konflik dalam Organisasi

Penyebab dan Akibat dari Konflik dalam Organisasi

Konflik adalah hal yang wajar dalam interaksi dan interelasi antar anggota organisasi. Dahulu konflik di anggap sesuatu yang tidak wajar dan berdampak negatif terhadap organisasi, tetapi sekarang konflik merupakan kejadian yang wajar yang berdampak negatif atau positif tergantung dari bagaimana cara mengatasi dan mengelolanya.

Seorang pimpinan mempunyai kewajiban untuk memecahkan dan mengelola konflik yang terjadi, sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminim mungkin, dan aspek – aspek yang menguntungkan dapat dikembangkan sebaik mungkin.

Konflik yang terjadi dapat disebabkan hal-hal berikut :

A. Faktor Manusia

1. Ditimbulkan dari seorang pimpinan atau atasan kakrena gaya dan cara kepemimpinanya.
2. Personil yang mempaertahankan aturan-atiran secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri individual, seperti tempramental, egois, fanatik dan sikap otoriter.

B. Faktor Organisasi

1. Persaingan penggunaan Sumber Daya

Apabila sumber daya berupa uang, material atau sarana lain terbatas, maka akan terjadi persaingan dalam menggunakannya.

1. Perbedaan Tujuan dari Unit-unit

Setiap unit dalam organisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab dibidangnya. Perbedaan sering mengacu terjadi konflik.

1. Perbedaan Nilai dan Persepsi

suatu kelompok tertentu merasa diperlakukan tidak adil sehingga ia berpersepsi negatif. Para manajer muda beranggapan bahwa merekan diberikan yang cukup berat, rutin dan rumit, sementara manajer tua diberikan tugas yang ringan-ringan saja.

1. Hambatan Komunikasi

Komunikasi yang kurang baik akan menimbulakn konflik antar anggota. Untuk itu diperlukan komunikasi yang dapat dimengerti semua anggota

Dampak Konflik

A. Dampak Negatif

1.Menghambat Komunikasi

2.mengganggu keeratan hubungan

3.Menimbulkan perasaan tidak puas terhadap pekerjaan

4.Membuat invidu mengalami stress, deprei dan apatisme

B. Dampak Positif

1.Membuat Organisasi lebih harmonis

2.Berusaha beradaptasi dengan lingkungan

3.Menghargai dan menerima perbedaan gagasan dan pendapat

Referensi :

http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-efektif/

Rabu, November 11, 2009

motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu.

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167)

1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
• Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.



2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”

Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)

Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)



Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
• Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
• Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
• Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
• Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
• Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
• Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
• Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
• Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
• Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Rabu, November 04, 2009

teory organisasi umum

Teori organisasi umum 1
Organisasi adalalah sekumpulan orang yang bekerja sama yang mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai manajemen.dan setiap menajemen itu sendiri tidak pernah terlepas dari 4 hal ini di antaranya adalah:P,O,A,C
Yaitu:
# PLANING adalah perencanaan
#organization adalah pengorganisasi
#actuniety adalah penepatan sesuai prosedur
#controling adalah pengawasan

Jadi sepintar apapun orang dengan beragam title dan sarjana jika ia membuat organisasi maka ia tak akan terlepas oleh 4 hal ini,karena ini selalu mencakupi untuk berjalannya roda organisasi itu sendiri.dan begitu banyak sekali macam-macam definisi organisasi itu sendiri dan saya hanya menjelaskan define umum organisi dari orang yang termuka diantaranya adalah:
Definisi organisasi:
 Menurut chester I bernand(suatu system kegiatan bersama antar 1 orang dan lebih daro 2 orang,sesuatu sifat yang tidak berwujud &tidak bersifat berseorangan dan sebagian besar mengenai hubungan)
 Menurut JOHN M.GOUS(tata hubungan antar orang-orang untuk untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas & dan bertanggung jawab atas tugasnya)
 Menurut JOMES D.MOONEY( bentuk kerjasama manusia untuk pencapai tujuan bersama)

Dan organisasi itu juga mempunyai pandangan diantaranya adalahsebagai pandangan wadah”tempat kegiatan dilaksanakan,dan juga sebagai proses”yaitu hubungan formil dan informal,dan sebagai system.

Organisasi sebagi wadah jadi wadah sebagai tempat pelaksanaan organisasi tersebut
Orgabisasi sebagai proses adalah memperhatikan interaksi atau kerjasama antar anggota dalam organisasi dan proses di bagi menjadi 2 yaitu proses formal dan proses informal
Dan proses formaladalah organisasi pola hubungan yang ditetapkan secara resmi oleh top manejemen
Proses informal mempunyai 3 peranan yaitu:
1.untuk saran komunikasi
2.untuk engatur kerjasama
3.untuk memelihara kebebasan dalam bertindak
Organisasisebagai system sosialsuatu system antar hubungan sesame manusia
 Sebagai system fungsional=> antar fungsi fungsi yang dikaitkan secra tertentu &integral untuk mencapai tujuan organisasi
 Komunikasi yakni tata salura antar arus informasi dalam organisasi

teory organisasi umum

{organisasi berorientasi hasil}

A.organisasi yang berorientasi pada kemajuan
Di dalam organisasi yang baik tidak pernah luput dari diantara ini
> nilai &visi
> misi
> aturan
> profesional
> insentif
> sumber daya
> rencana kerja
a.nilai & visi
Oleh karena itu untuk menjadikan organisasi dinamis dan baik tidak akan pernah luput dari hal yang di atas ini.jika organisasi mempunyai nilai,visi&misi maka organisi itu akan didorong untuk menjadi organisasi yang maju dan dinamis,coba kita bayangkan jika sebuah organisasi tidak mempunyai sebuah nilai & visi .maka akan yang akan terjadi ia akan menciptakan organisasi yang rusak,kenapa saya katakana rusak?karena nilai-nilai didalam berorganisasi tidak diterapkan.seperti nilai tanggung jawab dalam berorganisasi,nilai kemimpinan,keteladanan,tenggang rasa,saling menghormati,kita bisa membayangkan jika semua nilai ini dalam berorganisasi tidak diterapkan seperti nilai kemimpinan,siapa yang patut menjadi pemimpin?apakah pemimpin itu sudah pantas untuk menjadi pemimpin?dan akn dibawah kemanakah organisasi tersebut?maka sungguh penting sekali organisasi itu memiliki sebuah nila dan visi.
b.misi
Dan tidak luput dari itu sebuah organisasi yang akan berorieentasi pada kemajuan harus mempunyai misi.kenapa harus mempunyai misi?yang kita tahu misi itu semacam tujuan,coba kita bayangkan jika kita ingin berpergian tetapi tidak mempunyai tujuan,lalu apa yang akan terjadi?yang terjadi ialah kita bingung untuk melangkah,arah kemanakah kita akan melangkahkan langkah kita atau kita hanya akan berputar-putar seperti orang yang tidak mempunyai tujuan.misi itu sangat penting.karena misi itu akan menjadi tolak ukuran keberhasilan organisasi itu sendiri.
c.aturan
Dan juga organisasi yang baik kita dapat melihat dari aturan organisasi itu sendiri.dengan aturan organisasi akan berjalan dengan teratur.organisasi itu mempunyai rambu-rambu demi kepentingan bersama.bukan untuk kepentingan pribadi atau atasan dan bawahan.jadi dengan aturan setiap yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dia mengetahui apa yang harus dilakukan. Dan dengan aturan menjadikan setiap orang yang terlibat dalam organisasi tersebut mempunyai disiplin maka akan terhindar dari konflik terutama konflik kepntingan pribadi.sering kali yang terjadi dalam oraganisasi adalah terjadinya konflik internal?mengapa?kareana kita tidak mengetahui aturan di dalam organisasi itu sendiri.apa hak dan kewajiban kita?
d.profesionalisme
Di dalam organisasi kita didorong untuk mempunyai profesionalisme dalam berorganisasi.karena dengan adanya profesionalisme kita akan mempunyai tanggung jawab yang baik.kita dituntut untuk menjadi pribadi ataupun pemimpin ynag baik yang dapat menjalankan roda organisasi.jika dalam organisasi tidak didukung dengan profesionalisme maka kita akan merasakan keresahan dalam oragnisasi maka yang sering terjadi dalam organisasi adalah oraganisasi dijadikan sebagi sebagi beban bukan sebagai loncatan untuk menjadi pribadi yang baik
e.insentif
Lalu organisasi yang akan berorientasi pada kemajuan juga memiliki insetifitas waktu yang baik untuk memenuhi target.jika tidak didukung dengan inserifitas target kerja yang baik maka organisasi tersebut cenderung akan lambat dalam bekerja,maka penerapan dibawah ini sungguh penting dalam menjalankan roda organisasi:
a. Planning adalah rencana dengan rencana roda organisasi akan berjalan dengan baik,denagn rencana kita mengetahui target misi,visi untuk menjalankan oragnisasi itu sendiri
b. Organitation adalah organisasi dan untuk menjalankan rencana dibutuhkan organisasi
c. Actuiety adalah menempatkan segala sesuatu sesuai pada prosedurnya
d. Controlling adalah pengawasan untuk menjalankan dan memenuhi target organisasi tersebut
{G.R TERRY}































f.sumber daya
Dalam menjalankan organisasi kita membutuhkan sumber daya manusia yang baik.baik itu su,ber daya yang mempunyai kesehatan rohani dan jasmani yang bik dan mempunyai motivasi yang baik jika tanpa itu maka hal kecenderungan yangterjadi adalah smber daya manusia akan frustasi.begitu banyak kejadian dalam organisasi jika visi dan target dalam organisasi tidak tercapai maka hal yang terjadi akan menciptkan sumber daya tersebur frustasi maka ketidak seimbangan dalam berorganisasi akan terjadi.
g.rencana kerja
Dan yang terakhir adalah setiap oranisasi mempunyai rencana/rancangan kerja mulai dari atasan hingga bawahan.dan jika setiap masing-masing jawaban tidak memiliki rencana kerja maka acapkali ia cenderung salah melangkah.maka seringkali dalam berorganisasi ia mengambila hak kewajiban orang lain.kenapa?karena ia tidak tahu kemana dan apa yynag ia harus kerjakan?

Inilah diagram organisasi yang berorientasi pada hasil yang baik.

Maka jika salah satu dari ini tidak terpenuhi maka yang akan terjadi adalah







Rusak

Binggung


Konflik kepentingan


Resah


Lamban

Frustasi


Salah langkah




Oleh karena itu untuk menjadikan organisasi yang berorientasi pada kemajuan maka kita harus nejalankan semua hal yang diatas ini.
Pembahasan:
Mata kuliah teori organisasi umum 1{softskill}






































Transalate in English
General teory of organitation
The orieonted organitation to result

a.the oriented organanitation to development
in a good organitation we never escaped from:
 Value &perspective
 Mission
 The rule
 Profesionalsm
 Incentive
 Resource
 Planning of work
a.value&perpective
so if we wanna to create a good organitation we never escaped from this all.if a organitation have a value and perspective.so that’s organitation wiil be support to create dynamic organitation,so let’s we describing if a organitation haven’t a value and perspective.so that’s organitation will be broken in interlal or noninternal,why I said will be broken?because the value in organitation them never aplicate it’s.there are value of leader,value of respect to other with the leader to his member or member to leader.so like the value of leader,who is the a good leader?is he can responbility of his job and nis member?and has he give us the good a example?where he bring our organitation?into the lightnees or darkness.
b.mission
and the dynamic organitation never escaped from mission,why thas’s organitation must have a mission?we have know the mission is like destination,and so we describe if we wanna go to another place but we didn’t know.where we go?so what your answer?we like confuse where we go.so the mission in organitation is imfortant because we can know the succesfull of organitation we can done our mission.
c.the rule
every organitation has the rule.because with the rule we can make the discipline organitation.that the discipline for us.not just leader or member but all in that’s organitation.and with the rule we know whas we must done?often in organitation is conflick why?because we didn’t know the rule in organitation?wahat we must to do?and what is our responbility?
. d.profesionalism
and in organitation we will be support nave a good profesionlsm in organitation.because with profesionlsm we have a good responsiblty.and we can learn to become a good human or o good leader to road that’s organitaion.if in organitation not be supported with profesionalsm so the personalty we be feeling restless.them not think the oraganitation make them better before.
e.incentive
and the good organitation into the result deveiopment we must incentivy of work for done target.if not supported with incentivty that’s organitation wiil be slowdown in has work.every organitation never escaped with all this:
e. Planning is what we want to do to our organitation,
f. Organitation is to applicate that’s program
g. Actuiety can put every this with his procedure
h. Controlling is can help us to the road of planning organitation
{G.R TERRY}

f.resource of human/personality
in oragnitation we need a good a personality,in inner beauty or in out of beauty.if every one has a good resource so he has have a strange of motivation.so in motivation he his escaped from frustration.so musch example in organitation if them can’t done his target so them we feel frustrated so the road of organitation not work as good as possible so we need a good resource of human.
g.planning of work
and the last is every oganitation must have planning of work.if we want building every thing we must have a planning.and also in organitation therefore the leader and member’s must have a planning of work for make dynamic of organitation.if all personality haven’t planning of work thwy will wrong in
working
what he must to done?has he distribute building of dynamic of organitation.this is diagram the orientied organitation into result.












broken

confuse

rsrtless


miss in step


conflick

restleess
slowdown
therefore if we want to create the oriented organitation into the development result we must applicate all this
Pembahasan:
Mata kuliah teori organisasi umum 1{softskill}

Refensi:matakuliah teori organisasi umum 1